Rekind didirikan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada 12 Agustus 1981 dengan tujuan untuk mewujudkan kemandirian industri di Indonesia. Rekind diharapkan dapat menjadi perusahaan penyedia jasa rancang bangun dan perekayasaan industri yang mampu mencetak engineer yang memiliki keahlian dan kemampuan yang spesifik di bidang EPC. Pada masa itu, belum terdapat perusahaan nasional yang bergerak di bidang EPC, sehingga SDM yang memiliki kemampuan di bidang EPC masih sangat terbatas. Dengan kemampuan EPC yang baik, maka Indonesia dapat membangun Industri secara mandiri dan meningkatkan nilai tambah pada komoditas hasil kekayaan alam negara. Kini, di usianya yang ke 37 tahun Rekind didukung oleh lebih dari 800 putra-putri Indonesia yang memiliki keahlian dan pengalaman mengekseskusi proyek skala besar dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Rekind telah berhasil menyelesaikan 146 proyek pembangunan fasilitas produksi di bidang Minyak dan Gas Bumi (Migas), Petrokimia, Mineral, Infrastruktur dan Pembangkit Listrik baik di dalam negeri maupun luar negeri. Petrokimia merupakan unit bisnis yang pertama kali berdiri di Rekind, dari total 14 Pabrik Pupuk Urea yang terdapat di Indonesia, 9 diantaranya dibangun oleh Rekind. Kesembilan Pabrik tersebut adalah Asean Aceh Fertilizer Plant, POPKA Urea IV, Pabrik Pupuk Kaltim-3, Pabrik Pupuk Kaltim-4, Pabrik Pusri IB, Pabrik Pusri IIB, Kujang IB, Pabrik Pupuk Iskandar Muda (PIM) 1, dan Pabrik PIM 2. Proyek Petrokimia di lingkup Asia Pasifik diantaranya adalah Asean Bintulu Fertilizer, Brunei Methanol, Pabrik Sabah Ammonia Urea (Samur, Malaysia) dan NPK Fertilizer Malaysia.
Menjawab kebutuhan energi nasional, Rekind memberikan kontribusi riil melalui pembangunan fasilitas Pembangkit Listrik Panas Bumi. Rekind berhasil membangun 16 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Indonesia dengan total kapasitas sebesar 832 MW yakni PLTP Gunung Salak, PLTP Dieng unit 1, PLTP Wayang Windu Unit 1 & 2, PLTP Ulubelu Unit 1, 2, 3 dan 4, PLTP Kamojang unit 4 dan 5, PLTP Lahendong unit 1, 2, 3, 4, 5 dan 6.
Saat ini Rekind tengah mengerjakan beberapa proyek di bidang minyak dan gas serta pembangkit listrik diantaranya adalah Proyek Gas Lapangan Unitisasi Jambaran Tiung Biru (JTB) milik PT Pertamina EP Cepu, Terminal Elpiji Pulau Layang milik PT Pertamina Gas, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Rantau Dedap milik PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD), Pipanisasi Darat dan Laut untuk Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Soekarno Hatta milik PT Pertamina Aviation, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh milik PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML), Infrastruktur Menara Tambat Pipa Darat & Laut serta Tanki untuk Kilang Balongan milik PT Pertamina (Persero).
Disamping beberapa proyek EPC yang tengah dikerjakan oleh Rekind, saat ini Rekind telah memiliki Independent Power Producer (IPP) Pembangkit Listrik Tenaga Uap 2 x 25 MW di Mamuju, Sulawesi Barat dan Investasi Pipanisasi Gas Cirebon-Semarang. Hal ini dilakukan sebagai upaya Rekind ikut serta berperan aktif dalam ketahanan energi nasional dan meningkatkan profitabilitas perusahaan yang lebih sustain.